Kita tahu, sebentar lagi bulan haji (Dzul HIjjah). Para calon jamaah haji pun sudah berangkat ke Saudi. Bagi Anda yang tidak pergi haji, seperti lazimnya mungkin Anda juga sudah menyiapkan diri, untuk ibadah partisipasi: puasa di hari Arafah atau menyiapkan dana untuk menyembelih hewan qurban: kambing atau sapi.
Tetapi, izinkan saya berbagi catatan kecil ini.
Di wilayah-wilayah sekitar Merapi (Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali), puluhan ribu orang sedang mengungsi. Menghindari amarah sang gunung berapi. Makanan, minuman, air bersih, pakaian, selimut, masker, tikar, sampai dengan obat-obatan mereka butuhkan sekali. Tidak hanya untuk sehari dua hari. Entah sampai kapan, mungkin bisa ratusan hari (tahun 2006, yang tak sehebat tahun ini, mereka ada yang mengungsi sampai seratus hari).
Jika dalam kondisi seperti ini Anda akan tetap menunaikan niat suci berkorban kambing atau sapi, tolong fikirkan sekali lagi. Daging dan darah hewan qurban tak pernah Allah butuhkan untuk menerima niat suci ini.
Ujian utama dalam qurban justru adalah bisakah kita mengorbankan diri, keinginan diri, ketika dihadapkan kepada sesuatu yang menghilangkan kedirian itu sendiri. Ismail adalah diri Ibrahim sendiri karena Ismail adalah darah daging yang diidam-idamkan setelah puluhan tahun tak dikaruniai buah hati. Bagi Ibrahim, mengorbankan Ismail, sama saja dengan mengorbankan eksitensi diri.
Kita ber-qurban untuk mengikuti ketulisan hati Ibrahim yang mengorbankan eksistensi dirinya sendiri. Maka, dalam ibadah qurban tahun ini, bisakah kita mencoba benar-benar mengorbankan niat suci simbolik penyembelihan kambing/sapi dengan satu langkah yang tak kalah suci? mengkonversi qurban daging dan sapi dengan 'qurban tunai'?
Saya membayangkan, jika satu orang satu juta saja (senilai 1 ekor kambing kecil), atau 1,2 juta (sapi), betapa banyak uang tunai akan terkumpul untuk para pengungsi. sama seperti Allah, mereka juga tidak membutuhkan darah dan daging kurban dalam situasi darurat seperti ini. Jadi, idul qurban tahun ini, jangan sembelih kambing/sapi. gantilah dengan qurban tunai.
Arif Maftuhin,
mengajar Fiqih di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
UIN Juga membuka posko pengungsi di Gedung Multipurpose dengan no rekenningAnda bisa menyalurkan Qurban Tunai ke lembaga-lembaga yang Anda percaya.Teman-teman di Prodi Kessos UIN Sunan Kalijaga, siap menyalurkan bantuan Anda melalui rekening:Bukopin, An. Siti Solechah 1001048159, Bukopin Cab. Yogyakarta
Posko Peduli Merapi UIN Suka no. 3838-01-002633-53-4 BRI Timoho dan no. 1670017001 di BSM Jl. Adisucipto Yogyakarta.