Ya, saya barusan kembali ke Amerika, ke Seattle lagi, ketemu dengan pegawai Bank of America, untuk mengurus empat rekening saya di bank itu. Tetapi, lewat Skype saja. "Andai aku gayus Tambunan..." tentu aku datang ke sana langsung sambil menemui teman-teman lama.
Saya baru saja nelpon ke Bank of Amerika, tempat saya menyimpan uang dolar saya ... sewaktu di Amerika dulu. Ah, sekarang juga masih punya, $5.00! Ha ha ha. Dan uang receh inilah yang jadi masalah. Tadi siang, seperti yang selama tiga tahun terakhir ini terjadi, Bank of America setia mengirimi saja account statement uang sisa yang $5 itu. Pasti biaya kirimnya lebih mahal dari uang saya kan?
Biasanya saya tak pernah membuka amplop itu. Saya ambil dari kantor, pulang saya robek-robek dan masuk tong sampah. Iseng, hari ini saya baca... dan saya kaget begitu membaca bahwa saya punya hutang $25! Ha? Begitu sampai di rumah, saya langsung buka Online Bankingnya BOA untuk melihat apa yang terjadi. Dulu saya pernah kena kasus pembobolan kartu kredit ($100) dan saya khawatir itu akan terjadi lagi. Dan... yah. bukan soal kartu kredit, melainkan biaya administrasi 3 bulan terakhir. Rekening saya sebenarnya bebas bea administrasi, jadi pasti ada yang salah dengan kasus ini.
Seperti saat saya kena kasus kartu kredit dulu, saya sebenarnya tidak terlalu khawatir ini akan jadi masalah serius. Dulu, sebelum nelpon customer service, saya sudah panik dan menyiapkan segala argumen untuk mengatakan transaksi yang dibebankan ke saya itu palsu, eh... ternyata, ndak banyak tanya, si customer service langsung menghapus transaski itu dan mengembalian uang saya.
Jadi, itu pula yang terjadi hari ini. Dengan koneksi ndat-ndut lewat skype, aku nelpon ke kantor Bank of America di Seattle. Aku komplain atas biaya itu dan si CS langsung menerimanya. "Yes, your account should be free of charge and I will correct this error for you." Semudah itu? Ya. Dan bukan hanya itu, karena saya tak ingin ada masalah lagi, saya minta dia menutup semua rekening saya dan ... dia kabulkan juga. "Ok. You don't really need to close your account; but if you will, that's fine too." Sambil memproses permintaan itu kami sempatkan juga ngobrol. Dia nanya saya tinggal di Indonesia sebelah mana, dan dia cerita kalau punya teman yang sekarang tinggal di Jakarta, hingga... "Ok, Arif, your account will be closed within 24 hours. Any other help you need?" dan bereslah urusan rumit yang saya kira hanya bisa menjadi begitu mudah kalau kita di Amerika. Coba kalau berurusan dengan birokrasi kita di Indonesia? Yang seharusnya mudah justru jadi rumit!!!
Posting Komentar