Saya tidak ingin mendramatisir perasaan saya soal kedatangan Ramadhan seperti para ustadz atau lagu-lagu religi yang merindukan kedatangan Ramadhan setengah mati. Jujur, perasaan saya biasa saja. Ramadhan datang dan pergi, dari dulu ya seperti itu. Kita puasa, lebaran, dan kembali lagi ke 'acara' sebelum puasa. Rutin!
Pun jika Ramadhan adalah rutinitas seperti yang saya rasakan, ada baiknya sebagai Muslim kita menyambut dan menyiapkan diri untuk Ramadhan. Walaupun mungkin kita akan kembali berdosa dan berbuat dosa sesudah bulan puasa, minimal kita wajib berniat baik bahwa Ramadhan tahun ini akan berbeda dengan yang lalu.
Untuk memperbaiki kualitas puasa Ramadhan, setidaknya ada tiga persiapan yang harus kita lakukan dari sekarang: persiapan ilmu, persiapan fisik, dan persiapan ruhani. mari kita uraikan tiga hal tersebut.
Persiapan ilmu tentang puasa itu penting, karena ibadah dan amal yang tanpa ilmu itu tidak sah. Seperti nasehat Nabi Yusuf:
بالأدب تفهم العلم وبالعلم يصح لك العمل وبالعمل تنال الحكمة وبالحكمة تفهم الزهد وتوفق له وبالزهد تترك الدنيا وبترك الدنيا ترغب
في الآخرة وبالرغبة في الآخرة تنال رضى الله عز وجل
Dengan etika, engkau dapat memahami ilmu, dengan ilmu maka amalmu menjadi sah!Untuk dapat menunaikan ibadah puasa dengan baik, maka kita perlu memiliki ilmu tentang apa itu puasa, bagaimana menjalankan puasa, apa yang membatalkan puasa, amalan-amalan apa yang dianjurkan selama bulan puasa, dan seterusnya. Kualitas ibadah puasa kita ditentukan oleh seberapa baik kita memahami puasa.
Ada banyak cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang puasa ini. Misalnya, membaca buku-buku tentang puasa yang banyak dijual di toko, belajar dari internet, atau kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan agama yang baik.
Saya kira, ada baiknya juga kalau para pengurus masjid menyelenggarakan kursus singkat Puasa Ramadhan bagi jamaahnya yang memerlukan. Sebagaimana kita melakukan persiapan-persiapan dan latihan-latihan manasik Haji, akan sangat baik sekali kalau kita menyelenggarakan kursus Puasa Ramadhan agar pengetahuan jamaah kita tentang puasa juga meningkat dan dengan begitu kualitas puasanya bisa meningkat.
Persiapan yang kedua adalah persiapan fisik. Puasa itu ibadah yang memerlukan kondisi fisik yang sehat. Fisik yang baik tidak hanya akan kita gunakan untuk bertahan pada saat-saat siang Ramadhan, tetapi juga diperlukan untuk menggiatkan amalan-amalan Sunnah seperti shalat Taraweh dan malam untuk sahur.
Sebagaimana ilmu, fisik yang baik juga ikut menentukan kualitas puasa kita. Akan sangat disayangkan bila pada bulan suci yang datang setahun sekali ini kita habiskan waktu kita di pembaringan dalam kondisi sakit. Jika kita sekarang sehat, jagalah dan tingkatkan kesehatan kita, jika sedang tidak sehat, upayakan agar bisa sehat sehat di bulan Ramadhan nanti.
Untuk melatih kesiapan kita berpuasa, ada baiknya juga kita mulai dengan Puasa Sya'ban. Menurut salah satu riwayat, Rasulullah pernah Puasa Sya'ban hampir sebulan penuh.
وروى البخاري (1970) مسلم (1156) عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قالت : ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ ، يَصُومُ شَعْبَانَ إِلا قَلِيلا ) . واللفظ لمسلم .
Tetapi, penting juga diingat untuk menyahur utang-utang puasa tahun lalu sebelum kita melaksanakan puasa-puasa sunnat ini.
Persiapan yang ketiga adalah persiapan ruhani. Inti dari puasa itu adalah pengikatan kualitas ruhani yang disebut taqwa.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة: 183]
Mumpung belum berpuasa, mari kita mulai dengan berbagai kebajikan yang sebulan lagi akan membantu kita untuk terbiasa dengan kebajikan itu.
Semoga, pesan khutbah kita hari ini bisa bermanfaat bagi diri saya dan jamaah sekalian.
Posting Komentar