Detektor Plagiat

Kalau Anda sudah paham plagiarisme itu apa, maka Anda tidak perlu detektor plagiarisme. Anda tidak perlu bertanya kepada Turintin. Sebab, Anda sendiri yang paling tahu apakah Anda "sengaja" memplagiat atau tidak tidak. Plagiarisme yang "tidak sengaja" hanya dilakukan oleh mereka yang tidak memahami definisi plagiarisme. 

Kesengajaan dalam plagiarisme itu terletak pada: Pertama, tidak punya niat untuk menyebut sumber. Ia tidak punya niat menghargai karya dan pemikiran orang lain. Dia pikir, ia boleh mengambil dari orang lain tanpa minta izin dan tanpa menyebut pemiliknya. Padahal, apa susahnya menyebut sumber ide atau data kita? Dalam dunia akademik, kita tidak pernah menjadi hina karena menyebut sumber!

Kedua, dalam level yang 'lebih jahat' kesengajaan itu terwujud dalam bentuk "sengaja menyembunyikan sumber asli". Adakah? Oh banyak! Kalau di level pertama tadi, orang mungkin hanya 'malas' atau 'menyepelekan' orang lain. Di level kedua ini, ia dengan sengaja, terstruktur, dan 'masif' menyembunyikan tulisan asli. 

Caranya? Ia ubah sedemikian rupa beberapa kata atau parafrase dengan niat agar pembacanya tidak tahu bahwa ia mencuri dari orang lain. Saya lihat, alat pendeteksi plagiat semacam Turnitin itu bisa digunakan oleh orang-orang jahat ini. Ia gunakan plagiat detektor untuk mengukur apakah pencuriannya sudah mulus atau belum. JIka terdeteksai, ia ubah lagi. 

Dalam kelompok kedua inilah saya curiga, kalau ada orang yang membutuhkan detektor plagiat untuk tulisannya sendiri. Kan Anda yang tahu plagiat atau tidak? mengapa masih tanya mesin?

Note:

Untuk memahami konteks tulisan ini, Anda perlu baca buku saya "Tanya Jawab Plagiarisme", biar tidak protes, misalnya, "kan parafrase itu boleh"? Ya, Plagiarisme itu ada yang soal niat ada yang soal teknis kutipan. Kedunya harus melengkqapi. Yang saya sebut dalam tulisan pendek ini, mereka yang sengajar tidak mencantumkan referensi!

Link buku: https://www.maftuh.in/2020/01/tanya-jawab-plagiarisme.html