Saat berkunjung ke Museum Pleret, kami baru tahu kalau di sini juga ada Sumur Gumuling. Kalau yang terkenal dan fotogenik itu adalah Sumur Gumuling yang ada di komplek Tamansari. Meski beberapa kali berkunjung ke Tamansari, saya lupa apakah ada sumur yang masih 'hidup' (dengan air) atau tidak. Kita lebih tertarik dengan arsitektur lengkung dan fungsinya sebagai 'masjid' bawah tanah. Ada yang tahu apakah sumurnya berair atau bahkan di mana letak 'sumur'nya?
Berbeda dengan Sumur Gumuling di Tamansari, Sumur Gumuling di Pleret adalah sumur dalam arti yang sebenarnya. Saat kami berkunjung, airnya penuh malah, melampaui bibir sumur asli berupa batu-bata merah. Menurut mbak arekolog yang menemani kami, sumur asli itu sedalam 2,5 meter (saja!). Saya lupa tidak bertanya apakah airnya tetap berlimpah saat kemarau. Tetapi dilihat dari lokasinya yang di area persawahan dengan topografi yang agak rendah, 2,5 meter itu mungkin akan tetap berair seperti belik-belik di sawah kita.
Lokasi Sumur Gumuling Plered saat ini ada di halaman Museum Pleret. Dulu, kawasan ini diperkirakan sebagai lokasi kedaton Mataram Islam. Sumur Dumuling di perkirakan ada di kompleks tamansari Kedaton Plered, atau seperti Sumur Gumuling yang ada di komplek Tamasari yang sekarang. Sayangnya, sebagaimana banyak situs serajah di sekitar kita, informasi tentang situs-situs semacam ini sangat minim, pengetahuan kita terbatas, dan lebih banyak diselimuti mitos. Misalnya, bahwa sumur ini terhubung ke laut selatan dan dibuat atas permintaan Nyi Roro Kidul. Entahlah.
Posting Komentar