Jika di seri pertama tulisan ini saya bercerita tentang republikasi, yang artinya publikasi kedua atau ketiga dan seterusnya, kali ini kita berbicara tentang salah satu sumbernya: submit ganda. Kasus Plagiarisme USU jelas memberikan gambaran bagaimana kasus self plagiarism itu salah satunya bersumber dari submit ganda yang dilakukan oleh penulis dan teman penulis.
Saya juga menduga, dari kronologi waktu bagaimana naskah itu sempat dikirim ke jurnal lain dan kemudian ia tarik (tetapi ternyata tetap terbit), penulis tidak berhati-hati dan sabar dengan naskahnya. Ia sepertinya ingin segera terbit untuk mengejar syarat guru besar, dan melakukan langkah-langkah yang merugikan dirinya sendiri.
Tetapi begitulah kita! Sebagai pengelola jurnal, sering sekali kita menerima kontak yang menanyakan hal-hal yang bersumber dari ketidaksabaran itu. Jurnalmu kapan terbit? (seolah-olah kita ini amatir). Masih ada slot kah? (seolah-olah kita ini tukang parkir). Kalau saya kirim sekarang, bisa terbit terbit kapan? (seolah-olah hanya editor sumber keterlambatan terbit), dan seterusnya.
Semua 'penyelidikan' itu bersumber dari ... kita mungkin hanya punya satu naskah 'andalan', dan naskah itu 'tumpuan', dan kita ingin cepat naik pangkat.
Jika tidak menyeledik seperti itu, ternyata ada yang lebih buruk lagi. Langsung kirim naskah yang sama ke Jurnal A, Jurnal B, atau bahkan sampai Jurnal C. Ditunggu saja kabarnya. Begitu ada kabar diterima di Jurnal A, segera kirim pembatalan ke Jurnal B dan C. Para penulis macam ni mungkin berfikir, "Toh belum terbit!" Ya, memang belum terbit, tetapi proses membaca naskahnya, lalu mengirimkan ke dua atau tiga reviewer, adalah pekerjaan 'membuang waktu' yang membuat para editor sendiri kadang tidak sempat menulis untuk dirinya sendiri.
Jadi, setiap penulis mungkin perlu terlibat langsung menjadi editor jurnal agar tahu rasanya mengurus naskah orang. Ia yang biasa numpang nama sebagai co-author mungkin juga akan tahu ternyata peran editor itu bisa lebih rumit dari dosen pembimbing dan tidak seorang editor pun ditawari/menawari untuk menjadi co-author dari naskah yang ia edit sampai terbit.
Selalu asik baca catatanmu mas Arif...
BalasHapusPosting Komentar