Dari dulu dan sebagian besar sampai sekarang, tugas akhir yang diberi nama skripsi, tesis, dan disertasi, itu berwujud monograf. Kita tidak pernah menggunakan istilah monograf untuk tugas akhir, tetapi ada di PAK (Penilaian Angka Kredit) dosen.
Monograf didefinisikan sebagai sebuah karya yang terdiri atas beberapa bab, yang antar-babnya saling terkait, berhubungan, dan menguatkan. Argumen sebuah monograf tidak bisa diterbitkan terpisah, bab 1 saja atau bab 2 saja, misalnya. Sebab, secara kesuluruhan antar bab saling terkait.
Begitulah tradisi kita menulis skripsi, tesis, disertasi selama ini. Bab 1 pasti pendahuluan, Bab 4 atau Bab 5 kesimpulan. Tidak ada orang yang menulis skripsi hanya bab 2 atau 3. Saya mendengar sih ada orang yang menerbitkan bagian survey literatur saja. Tetapi itu sih tergantung bagaimana jurnalnya. Sebab, jurnal ilmiah itu kadang juga menerbitkan section artikel non-riset, seperti resensi buku dan laporan kegiatan. Jadi, riset litertur pun juga diterbitkan.
***
Mengapa saya perlu menyebut kategori monograf ini? Sebab di luar negeri, dan beberapa universitas di dalam negeri (seperti UMM dan Uhamka), ada yang memberikan pilihan "tugas akhir" tidak dalam bentuk monograf. Bentuknya? artikel atau paper.
Karena di dalam negeri belum banyak dan saya tidak ketemu dokumen resminya, mari kita lihat yang di luar negeri itu seperti apa.
Universitas Pumpeu Fabra, Spanyol:
The department allows two thesis formats (monograph or thesis by articles), both of which are subject to the same procedure for approval by the Academic Committee and quality assessment by the panel.
Cornell University, Amerika Serikat
A “papers option” is available only to students in certain fields or by approved petition. If you choose the papers option, your dissertation or thesis is organized as a series of relatively independent chapters or papers that you have submitted or will be submitting to journals in the field.
Sementara ini, saya kutip saja dua universitas itu untuk menunjukkan bahwa selain "monograf", beberapa universitas membuka peluang untuk menulis artikel atau paper.
Perbedaannya apa? Jika monograf itu terdiri atas beberapa bab yang khas tetapi saling terkait sesuai fungsinya, kalau paper atau artikel tidak. Format paper atau artikel adalah seperti format menulis untuk jurnal ilmiah. Misalnya: Judul, penulis, abstrak, IMRAD, kesimpulan.
Sampai di sini, semoga kita sudah bisa melihat perbedaan antara tradisi mapan dan kuno tugas akhir berupa monograf, dengan gaya baru berupa artikel atau paper.
***
Ya, saya sebut 'gaya' saja yang baru. Sebab, saya khawatir Anda terlalu cepat menyimpulkan bahwa menulis artikel/paper sama dengan mempublikasikan artikel/paper di jurnal. Tidak, sama sekali tidak!
Universitas di luar negeri yang mengizinkan tugas akhir berupa artikel tidak semua mewajibkan publikasi di jurnal sebagai syarat kelulusan. Sebagian universitas hanya meminta mahasiswa menulis tiga artikel yang 'potensial' terbit di jurnal. Ya, "potensial" saja sebagai syarat lulus.
Nah, balik ke negeri kita. Indonesia memang gila benar. Selain belum ada aturan yang tegas memberi memberi pilihan tugas akhir dalam format monograf atau artikel, tiba-tiba sudah ada kewajiban publikasi di jurnal ilmiah sebagai syarat lulus.
Lebih gila lagi, publikasi ilmiah itu kadang belum cukup. Di beberapa universitas, mahasiswa masih tetap wajib menulis monográf juga. Untung saja saya sudah lulus. Nasibmu mas kuliah sekarang.
Nah, nanti kita lanjutkan bicara soal ruwetnya kebijakan publikasi ilmiah ini.
Posting Komentar