Setelah menjalani karantina yang tidak ketat-ketat amat, makanan keluar masuk tanpa protokol kesehatan, kami ambil tes PCR kedua. Nah, dari dua kali tes PCR di Israel ini saya menyimpulkan, tes PCR di Israel itu tidak menyakitkan, tetapi mungkin sekaligus “tidak terlalu serius”. Petugas di Panti Rapih itu sedemikian seriusnya sehingga mengambil sampel benar-benar dari pangkal hidung dan tenggorokan.
Petugas Israel? Ya, secukupnya saja, yang penting dapat sampel. Saya koq seperti setuju dengan cara Israel ini, apa sih bedanya 1-2 cm kedalaman sampel dalam rongga hidung dan mulut yang sama? Bukankah per-detiknya kita bernafas, mbeler, dan makan lewat dua rongga itu tanpa ‘polisi’ pengontrol virus?
Kesantaian para petugas Israel juga saya temukan saat saya mengikuti vaksinasi di balai kota Yerusalem. Saat saya datang, sudah ada antrean panjang dan rapat tanpa ada petugas yang berusaha meminta mereka menjaga jarak. Sebagian besar dari mereka juga tidak menggunakan masker. Atau, kalau pun memakai, maskernya mlorot semua hingga mulut terbuka. Dalam hal ini, saya lebih suka Indonesia. Tertib!
Begitu tiba giliran saya disuntik, saya juga tidak melihat protokol yang ketat. Petugas di meja hanya mendata: nama, nomor paspor, cek sertifikat vaksin pertama dan kedua, sudah. Lalu saya disuruh untuk langsung ke petugas vaksinasi. Tidak ada cek tekanan darah, tidak ada isian diagnosis riwayat kesehatan, tidak bertanya soal alergi, dan lain-lain. Fully administrative questions. Kemudian pindah ke kursi vaksinasi. Hanya ada satu kursi dan satu petugas. Tidak ada percakapan apa pun terkait vaksinasi, ia bilang “Done!”.
Teman Rusia saya sampai heran. Setelah disuntik, saya maunya langsung ngluyur ke pasar. Ia bilang, “Tunggu dulu, kita harus duduk di sini 15-30 menit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.”
Ya, saya ingat, begitulah yang kita lakukan di Indonesia. Panitia meminta kita untuk tinggal sebentar guna melihat tanda-tanda reaksi tidak beres, KIPI, setelah vaksinasi. Di sini? Tidak ada. Coblos dan pergi, seperti pemilu saja!
Posting Komentar