Saya pertama mendengar dan mengenal Hanukkah waktu kuliah di Amerika. Ada 'banyak' orang Yahudi di kampus dan saya mengenal beberapa orang di antaranya. Tetapi saya tidak mengenal mereka secara personal dengan dekat. Maksimal, hubungan kami sebatas dosen dan mahasiswa. Saya tidak tahu apakah ada teman mahasiswa sekelas yang Yahudi. Tetapi yang pasti, saya tidak pernah tahu Hanukkah itu seperti apa.
Beda dengan Hanukkah, saya merayakan natal di Amerika. Kenalan baik saya, dosen di fakultas sebelah, mengundang saya untuk makan malam merayakan Natal di rumahnya. Ya, merayakan saja, mengalami apa yang mereka alami, bukan misa natal di gereja atau perayaan religi lain. Karena saya belum pernah diundang merayakan Natal di Indonesia, itu adalah perayaan Natal pertama saya selama hidup.
Teman-teman kami di sini, Israel, merayakan Hanukkah minggu lalu. Hanukkah ini tidak sama dan tidak sebanding dengan Natal dan memang agama susah dibandingkan koq. Hari Raya Idul Fitri mungkin adalah hari raya Islam terbesar di Indonesia, tetapi di Timur Tengah, Idul Adha lebih besar daripada Idul Fitri.
Nah, Hanukkah ini adalah salah satu hari raya saja yang ditandai dengan penyalaan lilin selama delapan hari berturut. Saya diundang makan malam penyalaan lilin pertama di rumah teman saya. Tidak ada dasar keagamaan untuk libur. Kantor tetap buka, kampus juga tetap masuk. Tetapi ada 'kebiasaan' saja di Israel sekolah diliburkan mulai hari kedua sampai hari kedelapan.
Malam itu, hampir semua keluarga besar teman saya berkumpul karena sekaligus 'selamatan' rumah baru mereka. Setelah lilin dinyalakan, mereka menyanyikan berbagai lagu religi terkait. Saya tidak paham dan saya gunakan waktu sebaiknya untuk merekam peristiwa itu dengan kamera saya. Setelah itu acara ditutup dengan makanan khas Hanukkah. Seperti makan ketupat saat lebaran, mereka makan donat khas untuk merayakan Hanukkah.
Posting Komentar