Di awal-awal tinggal di Yerusalem, saya bertanya kepada seorang teman Arab Palestina ketika kami mengobrol sehabis Jumatan. "Apakah kamu pernah ziarah ke Makam Nabi Dawud?" Bukan saja tidak pernah, ia bahkan tidak tahu kalau di dekat Masjidil Aqsa ada Makam Nabi Dawud.
Saya sendiri baru sempat mengunjunginya tadi pagi. Berjalan dari stasiun kereta api lama, tinggalan Turki Utsmani, yang sudah tidak dipakai saya tekadkan untuk tidak melewatkan kesempatan mampir ke sana.
Berjalan hampir dua kilo, saya akhirnya sampai di makam. Suasananya masih agak sepi, lantai kompleks makam masih basah sehabis dipel. Tetapi tak lama setelah itu, rombongan demi rombongan meramaikan makam.
Umumnya bukan rombongan peziarah seperti di makam Walisongo, tetapi para turis. Di video ini Anda mungkin akan mendengar seorang guide menjelaskan ke tamunya bahwa 70% wisatawan yang datang ke tempat-tempat suci di Yerusalem adalah orang Kristen.
Di makam, pas saya masuk, hanya ada tiga orang yang sedang "mengaji". Satu dari mereka ada di dalam ruangan, mungkin membaca tahlil begitu.
Tidak semua orang Yahudi sesungguhnya percaya bahwa makam ini adalah makam Nabi Dawud. Teman saya, orang Yahudi modernis, tidak mempercayai makam ini sebagai makam Nabi Dawud.
Sama seperti makam Nabi Musa yang pernah kita kunjungi (link video di sini: https://youtu.be/V5S7Uivbufk), kita juga tidak tahu apakah batu kijing besar di situ ada isinya atau tidak.
Posting Komentar