"Ini, aku bawakan bekal keselamatan untuk perjalananmu, " kata teman Yahudi saya ketika pamitan pulang kemarin. Ia membekali saya dengan sebuah Tafilim mini yang bentuknya segera mengingatkan saya kepada Al-Qur’an Istanbul (Qur'an Stambul).
Teman saya yang ini termasuk Yahudi langka. Tidak seperti mayoritas Yahudi yang migrasi dari Eropa, Afrika, atau negara Arab, ayahnya migrasi dari India. Ya, ada koq India Yahudi!
Saat ini jumlah Yahudi di India sendiri hanya sekitar 5000 orang. Jumlah ini menurun drastis dari 30.000 pada tahun 1950an. Penurunan ini tentu saja bisa dipahami karena akibat migrasi mereka ke Israel.
Sama seperti Yahudi Eropa yang berkulit putih mirip orang Eropa, atau Mizrahi berkulit gelap berambut keriting atau ikal seperti Arab, orang Yahudi India secara fisik juga mirip orang India. Kalau saja dia tidak menyebut namanya yang berbau Yahudi, kita pasti mengira namanya Kumar, Arjun, Ajay atau Tuan Takur kalau laki-laki 😀
Saat ia menceritakan dengan penuh semangat, berbagai khasiat Tahilim mini ini, saya bertanya, "Maaf yang percaya begituan cuma kamu, aliran agamamu, atau semua Yahudi?" saya tanya karena kita, seperti saya sebutkan tadi, tidak semua percaya beginian. Syirik.
Dia bilang, "Oh, semua dong. Semua orang Yahudi percaya." Nggak yakin jawaban itu, saya uji, "Termasuk Yahudi sekuler kaya temen kita si Anu itu juga percaya beginian?" kata saya menyebut nama teman kami, Yahudi yang tidak sereligus dirinya. "Ya. Semua percaya."
"Kalau sudah sampai di Indonesia, bisa ditaruh di mobil, biar kamu terhindar dari kecelakaan." Tambahnya lagi ketika saya hendak meninggalkan kantornya.
Baik. Akan saya amalkan nanti. Kalau orang lain naruh tasbih, apa salahnya naruh Tafilim?
Posting Komentar