Di mata kuliah Bahasa Indonesia, saya meminta mahasiswa saya, baru semester satu, untuk mempraktikkan sebagian ilmu yang kami pelajari dengan cara mengunduh artikel dari sembarang jurnal. Tugasnya adalah menemukan kesalahan-kesalahan penyuntingan. Tentu saja, "koreksi" yang dilakukan para mahasiswa semester satu adalah sebatas pengetahuan dan kemampuan mereka sebagai mahasiswa semester satu.
Tugas itu diberikan berdasarkan pengalaman saya sebagai asesor jurnal. Ketika membaca jurnal-jurnal yang maju akreditasi itu, saya prihatin karena "nafsu" kita untuk meningkatkan jumlah publikasi telah berakibat pada menjamurnya jurnal-jurnal yang asal terbit. Kita tahu persis, kemampuan editing yang dimiliki oleh hampir semua editor berdasarkan pengalaman masing-masing dalam dunia tulis menulis. Tidak ada sekolah untuk editor.
Maka, tidak perlu asesor akreditasi untuk dapt menemukan "cacat" produksi di jurnal-jurnal kita. Tugas yang saya berikan ke para mahasiswa semester satu membuktikan bahwa mahasiswa semester satu saja bisa menemukan banyak kesalahan editing. Kesalahan itu, misalnya, berupa:
- Typo! Semua mahasiswa berhasil menemukan salah ketik di semua artikel yang mereka unduh.
- Kesalahan ejaaan. Kapan menggunakan huruf kapital, kapan menggunakan tanda baca, kapan koma atau titik.
- Kalimat tidak sempurna, kehilangan subyek.
- Kalimat panjang bertele-tele. Satu kalimat lebih dari empat baris atau satu alinea isinya hanya satu kalimat.
- dll
Posting Komentar