Bagian dari memenuhi kebutuhan bumbu sambal, saya selalu punya jeruk purut. Dulu, pernah menanam di depan rumah. Mati puthes, kehabisan daun. Maklum di pinggir jalan, "sedekah" untuk orang lewat yang butuh 😄. Jeruk purut ini memang sangat bermanfaat dalam berbagai masakan Indonesia. Daunnya yang harum memberikan aroma khas pada berbagai hidangan seperti sop, sambal, dan masakan berbumbu lainnya.
Lalu saya membeli benih lagi. Kali ini saya tanam di pot, ditaruh di belakang rumah. Daunnya berlimpah. Lebih dari kebutuhan bikin sambal dan masak. Karena umurnya sudah lumayan tua, si pohon pun berbuah. Menanam di pot memang punya kelebihan tersendiri, salah satunya adalah lebih mudah mengontrol pertumbuhan dan perawatannya. Pot juga bisa dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan sinar matahari dan kelembapan tanah.
Saya belum pernah tahu rasanya. Tiga buah pertama saya biarkan sampai tua sekali. Akhirnya, kesenggol pun lepas ia dari tangkainya. Nggak tahu harus buat apa, saya bikin minuman. Kecutnya minta ampun. Ada pahitnya. Jeruk purut memang terkenal dengan rasa asamnya yang kuat, sering digunakan dalam minuman segar atau sebagai campuran bumbu untuk memberikan sentuhan rasa yang unik pada makanan.
Nah, bijinya saya rumat. Saya keringkan lalu saya tanam. Dari enam biji tiga di antaranya tunas. Wah, lumayan. Beli benih yang sudah jadi tuh sebenarnya nggak mahal, tetapi menanam dari biji itu rasanya beda. Mungkin seperti punya anak pungut versus punya anak kandung gitu 😄. Menanam dari biji juga memberikan kepuasan tersendiri ketika melihat tanaman tumbuh dari kecil hingga besar, melewati berbagai tahap perkembangan yang menakjubkan.
Ini masih ada dua buah lagi yang akan saya benihkan. Kalau nanti berkembang banyak, hasilnya akan saya buat sangu pergi haji. Nah! Proses menanam dan merawat jeruk purut ini menjadi semacam perjalanan spiritual tersendiri. Setiap kali melihat tanaman tumbuh subur, ada rasa syukur dan kebanggaan yang muncul. Apalagi jika nantinya bisa memanfaatkan hasil tanaman ini untuk keperluan penting seperti sangu pergi haji, tentu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
***
Konon, jeruk purut bukan hanya bermanfaat sebagai bumbu dapur, tetapi juga sebagai tanaman yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan batin bagi yang menanam dan merawatnya. Proses menanam, merawat, dan memanen buah sendiri memberikan pengalaman yang tidak ternilai. Selain itu, jeruk purut juga memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu pencernaan, sehingga makin memperkaya alasan untuk menanamnya di rumah.
Menanam jeruk purut di rumah juga bisa menjadi aktivitas keluarga yang menyenangkan. Melibatkan anak-anak dalam proses menanam dan merawat tanaman bisa mengajarkan mereka banyak hal tentang alam, kesabaran, dan tanggung jawab. Ketika buah pertama berhasil dipanen, kegembiraan dan rasa bangga bisa dirasakan bersama, menjadikan momen tersebut sebagai bagian dari kenangan indah bersama keluarga.
Jadi, bagi siapa saja yang memiliki lahan atau pot kosong di rumah, tidak ada salahnya mencoba menanam jeruk purut. Selain mudah dirawat, manfaat yang didapatkan juga banyak, baik dari segi kuliner maupun kesehatan. Dengan perawatan yang baik, jeruk purut bisa tumbuh subur dan memberikan hasil yang melimpah, seperti yang saya alami. Semoga pengalaman saya ini bisa menginspirasi orang lain untuk mulai menanam jeruk purut dan menikmati berbagai manfaatnya.
Posting Komentar