Kiai Bisri Menipu Setan

Di dalam buku biografi Kiai Bisri Mustofa yang sedang saya nikmati, ada cerita menarik dari Gus Mus tentang rahasia produktifitas menulis ayahnya. Seperti kita tahu, Kiai Bisri itu penulis serba bisa yang menggarap berbagai tema, dari tema-tema keagamaan sampai sastra. Dari menulis tafsir sampai menulis novel. Ini tentu saja bikin heran kiai-kiai sezamannya. Nah, cerita Gus Mus berikut bisa jadi pelajaran bagi siapa saja yang ingin produktif menulis ... dan bisa menjadi profesor beneran (huahaaha!). 

***

Di dalam menulis, Abah mempunyai 'falsafah' yang menarik. Pernah suatu ketika beliau berbincang-bincang dengan sahabat- nya-guru saya-Kiai Ali Maksum Krapyak tentang tulis-menulis ini. "Kalau soal kealiman, barangkali saya tidak kalah dari Sampeyan, .... tapi mengapa Sampeyan bisa begitu produktif menulis, sementara saya selalu gagal di tengah jalan. Baru separo atau sepertiga, sudah macet tak bisa melanjutkan."

Dengan gaya khasnya, Abah menjawab: "Lha soalnya Sampeyan menulis lillahi ta'ala sih!" Tentu saja jawaban ini mengejutkan Kiai Ali. "Lho Kiai menulis kok tidak lillahi ta'ala; lalu dengan niat apa?"

"Kalau saya, menulis dengan niat nyambut gawe. Etos saya dalam menulis sama dengan penjahit. Lihatlah penjahit itu. Kalau pun ada tamu, penjahit tidak akan berhenti menjahit. Dia menemui tamunya sambil terus bekerja. Soalnya, bila dia berhenti menjahit, periuknya bisa ngguling. Saya juga begitu," kata Kiai Bisri

"Kalau belum-belum Sampeyan sudah niat yang mulia-mulia, setan akan mengganggu. Sampeyan dan pekerjaan Sampeyan tak akan selesai. Lha nanti kalau tulisan sudah jadi dan akan diserahkan kepada penerbit, baru kita niati yang mulia-mulia, linasyril 'ilmi atau apa gitu. Setan perlu kita tipu."

***

Anda juga suka berhenti di jalan saat menulis? Nah mungkin niat Anda memang terlalu ikhlas. Setan tidak rela dan menggoda Anda dengan hal-hal lain yang mendistraksi. Mungkin Anda dibisiki setan juga bahwa profesor itu tidak penting, tidak mempengaruhi otoritas keilmuanmu, dst. Sehingga Anda gagal nulis, gagal naik pangkat. Setan pun bertempik.

Jadi, kalau Anda tidak produktif. "Luruskan" niat, jangan sok ikhlas dulu. Niatkan yang riil-riil dulu: untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, untuk membantu berkas akreditasi prodi, untuk mengabadikan namamu biar yang dikenang tidak hanya nisanmu! Toh niat-niat ini, pada dirinya, adalah mulia. Biarkan Allah saja yang nanti mengadili --- dan ini letak ikhlas tertingginya!

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama