Kartu Emergency

Awalnya, saat olahraga bersepeda, saya hanya bawa uang secukupnya. Tak pernah bawa dompet. Tidak enak saja kalau celana tipis dompet tebal.

Tetapi, karena bersepeda hampir tiap hari, saya jadi kepikiran: kalau terjadi sesuatu di jalan, apa nggak bahaya kalau tidak bawa identitas begitu? Bapak saya dulu mengalami kecelakaan tunggal, terkena stroke saat naik motor. Kasus orang meninggal karena bersepeda juga tidak hanya sekali terdengar.

Kita tidak pernah berharap mengalami peristiwa semacam itu kan? Tetapi nasib orang siapa tahu? Apes tidak pakai kalender.

Solusi saya bukan bawa dompet dan kartu identitas, tetapi membuat kartu emergency. Sebab, yang dibutuhkan orang pertama-tama adalah nomor telpon yang bisa dihubungi. Kalau kita jatuh, pingsan misalnya, ada nomor darurat yang bisa orang hubungi.

Selain nomor istri saya, saya cantumkan juga nomor polisi (110), nomor ambulans (119), dan nomor darurat nasional (112).

Kartu semisal juga saya buat untuk anak-anak dan istri saya. Kalau kartu saya tercantum nomor istri, kartu mereka diberi nomor kontak saya. Saya minta mereka untuk menaruh kartu itu di dompet.

***

Kemarin, pas saya di Surabaya, hal tak diinginkan pun terjadi. Dompet anak saya terjatuh. Ditemukan pegawai SPBU dan langsung ngabari saya. Alhamdulillah.

ما اصابك من حسنة فمن الله * وما اصابك من سيئة فمن نفسك

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama